“Bukankah
Bibel (Alkitab) telah menceritakan kepada kita untuk ditiru? Lupakah
kita kisah 3 orang dari timur yang datang ke Betelhem untuk memberikan
hadiah ketika Yesus lahir?”
Memang,
kami mengetahui cerita itu di dalam Alkitab. Tetapi, silahkan anda
melihat keterangan kami yang mengejutkan ini. Marilah menengok sejarah
asal usul tukar menukar hadiah itu, kemudian kita bandingkan dengan ayat
Alkitab.
Pada Bibliothica Sacra, volume 12, halaman 153-155, kita dapat membaca sebagai berikut:
“The
interchange of presents between friends is alike characteristic of
Christmas and the Saturnalia, and must have been adopted by Christians
from the Pagan, as the admonition of Tertullian plainly shows.”
“Tukar menukar hadiah antar teman di hari Natal serupa dengan adat agama
Saturnalia. Kemungkinan besar, kebiasaan ini diadopsi oleh orang-orang
Kristen dari agama Pagan, sebagaimana yang dilakukan oleh orang-orang
Tertulianus.”
Dari
bukti yang jelas ini, ternyata kebiasaan pertukaran hadian sesama teman
dan famili pada hari Natal itu sama sekali tidak ada kaitannya dengan
kisah dalam Alkitab tersebut. Acara Natal bukanlah merayakan ulang tahun
Yesus Kristus, juga bukan untuk menghormatinya.
Sebagai
contoh, seorang teman yang sangat anda cintai sedang merayakan ulang
tahunnya. Bila ingin membahagiakannya di hari kelahirannya itu, apakah
anda membeli hadiah untuk teman yang lain? Membeli lagi dan tukar
menukar hadiah dengan teman-teman dan kekasih anda, tetapi tidak memberi
hadiah apa pun kepada teman yang anda cintai, yang sedang anda rayakan
hari ulang tahunnya? Tidakkah disadari keganjilan seperti itu?
Sebuah
kenyataan yang tidak bisa dipungkiri yang selalu dilakukan oleh hampir
semua orang di seluruh dunia. Mereka menghormati “sebuah hari” – yang
sebenarnya bukan hari kelahiran Yesus Kristus – dengan berbelanja dan
membeli hadiah sebanyak-banyaknya untuk ditukarkan kepada teman-teman
dan kerabatnya. Dari pengalaman saya selama bertahun-tahun, begitu pula
pengalaman para pastur dan pendeta; Apabila bulan Desember tiba, hampir
semua orang yang mengaku Kristen lupa memberi hadiah kepada Yesus
Kristus yang mereka cintai.
Desember
adalah bulan yang paling sulit untuk menghidupkan ajaran Yesus. Sebab
semua orang terlalu disibukkan untuk membeli dan menukar hadiah daripada
mengingat Yesus dan menghidupkan ajarannya. Peristiwa melupakan Yesus
ini terus berlangsung sampai bulan Januari bahkan Pebruari. Sebab mereka
harus melunasi biaya pengeluaran yang dibelanjakan pada waktu Natal.
Sehingga mereka sulit mengabdi kepada Yesus kembali sebelum bulan Maret.
Sekarang,
perhatikan apa kata Bibel tentang tiga orang dari timur yang memberikan
hadiah kepada Yesus, yang berbunyi sebagai berikut:
“Sesudah
Yesus dilahirkan di Betlehem di tanah Yudea pada zaman raja Herodes,
datanglah orang-orang Majus dari Timur ke Yerusalem dan bertanya-tanya:
“Di manakah dia, raja orang Yahudi yang baru dilahirkan itu? Kami telah
melihat bintang-bintang di timur dan kami datang untuk menyembah dia.”
Ketika raja Herodes mendengar tentang hal itu terkejutlah ia beserta
seluruh Yerusalem. Maka dikumpulkannya semua imam kepala dan ahli Taurat
bangsa Yahudi, lalu dimintanya keterangan dari mereka, di mana Mesias
akan dilahirkan. Mereka berkata kepadanya: “Di Betlehem di tanah Yudea,
karena demikianlah ada tertulis dalam kitab nabi: Dan engkau Betlehem,
tanah Yudea, engkau sekali-kali bukanlah yang terkecil di antara mereka
yang memerintah Yudea, karena daripadamulah akan bangkit seorang
pemimpin, yang akan menggembalakan umatKu Israel. Lalu dengan diam-diam
Herodes memanggil orang-orang Majus itu dan dengan teliti bertanya
kepada mereka, bilamana bintang itu nampak. Kemudian ia menyuruh mereka
ke Betlehem, katanya: “Pergi dan selidikilah dengan seksama hal-hal
mengenai anak itu dan segera sesudah kamu menemukan dia, kabarkanlah
kepadaku supaya aku pun datang menyembah dia.” Setelah mendengar
kata-kata raja itu, berangkatlah mereka. Dan lihatlah, bintang yang
mereka lihat di timur itu mendahului mereka hingga tiba dan berhenti di
atas tempat, di mana anak itu berada. Ketika mereka melihat bintang itu,
sangat bersukacitalah mereka. Maka masuklah mereka ke dalam rumah itu
dan melihat anak itu bersama Maria, ibunya, lalu sujud menyembah dia.
Mereka pun membuka tempat harta bendanya dan mempersembahkan persembahan
kepadanya, yaitu emas, kemenyan dan mur. Dan karena diperingatkan dalam
mimpi, supaya jangan kembali kepada Herodes, maka pulanglah mereka ke
negerinya melalui jalan lain.
Perhatikanlah
dengan teliti. Ayat bibel tersebut menceritakan bahwa pada mulanya
orang-orang Majus tersebut menanyakan tentang Bayi Yesus yang lahir
sebagai Raja Yahudi. Lalu, mengapa mereka memberi hadiah kepadanya?
Apakah karena hari kelahirannya?
Jawabannya adalah “Tidak.” Sebab mereka memberi hadiah beberapa hari bahkan beberapa minggu setelah hari kelahirannya.
Bisakah
peristiwa ini dipakai pedoman bagi kita untuk melakukan kebiasaan
memberi atau saling menukar hadiah di antara kita? Jelas tidak bisa.
Sebab orang-orang Majus tersebut tidak saling menukar hadiahnya, tetapi
mereka memberi hadiah kepada Yesus. Bukan tukar menukar hadiah sesama
teman atau kerabatnya.
Mengapa? Silahkan anda membaca buku Adam Clarke Commentary, volume 5, halaman 46 yang berbunyi sebagai berikut:
“Verse
11. (They presented unto him gifts.) The people of the east never
approach the presence of kings and great personages, without a present
in their hands. The custom is often noticed in the Old Testament, and
still prevails in the east, and in some of the newly discored South Sea
Islands.”
“Ayat
11. (Mereka memberi hadiah kepadanya.) Adalah kebiasaan orang-orang
timur, apabila menghadap raja atau orang-orang terkemuka, mereka selalu
membawa hadiah. Kebiasaan seperti ini juga tercantum dalam kitab
Perjanjian Lama, dan masih berlaku di timur, juga dapat ditemuka di
South Sea Islands (Kepulauan Laut Selatan).”
Dari
keterangan Adam Clarke ini, jelaslah bagi kita, bahwa peristiwa
tersebut tidak bisa dipakai pedoman atau dikaitkan dengan kebiasaan
Kristen baru dengan menukar hadiah kepada temannya untuk menghormati
ulang tahun Yesus. Sebaliknya, mereka mengikuti adat orang-orang timur
kuno yang memberi hadiah ketika mengharap raja. Mereka mendatangi Yesus,
yang lahir sebagai Raja Yahudi. Sebagaimana ratu Sheba (Balqis) membawa
hadiah kepada raja Salomo (Sulaiman). Bahkan seperti sekarang ini, para
tamu negara pasti membawa hadiah atau cindera mata apabila datang ke
White House (Gedung Putih) untuk menemui presiden.
Jadi
kebiasaan menukar hadiah ini bukanlah dari ajaran Kristen, melainkan
hanya merupakan pelestarian tradisi lama yang dilakukan oleh orang-orang
pagan (penyembah berhala). Di saat menjelang Natal atau Christmas yang
katanya untuk menghormati Kristus dan menghidupkan ajarannya, justru
orang-orang Kristen bertambah set back (jauh) dari ajaran Yesus.